Ragam Motif Hias Nusantara (seni budaya)
posted by Ariska Muliya
Senirupa 2 Dimensi - Ragam Motif Hias Nusantara
a. Motif Hias Flora
Motif hias ini berdasarkan pada
tumbuh-tumbuhan yang hidup di sekitar. Bentuknya ada yang berupa akar, daun,
bunga, biji, tunas, buah, ranting, atau pohonnya. Contohnya adalah motif hias
bunga teratai yang dalam ajaran Buddha berhubungan dengan simbol kelahiran.
Contoh yang lain adalah motif hias pohon kehidupan (kalpataru) yang
diterapkan pada gunungan wayang. Nilai simbolik yang terdapat pada pohon
tersebut adalah dunia tempat tinggal manusia saat ini yang dibagi menjadi dunia
atas tempat para dewa bertahta dan dunia bawah tempat mahluk biasa tinggal.
b. Motif Hias Fauna
Fauna atau satwa menjadi dasar
terbentuknya motif hias ini. Satwa darat, air atau yang hidup di udara dan
bahkan ada pula satwa khayal dibuat sebagai motif hias. Kadal, kerbau, belalang,
ikan, ular, kuda, singa, gajah, burung, rusa, dan mahluk ajaib naga atau makara
(ikan berbelalai) adalah beberapa satwa yang sering dijadikan motif hias.
Nilai simbolik tampak pada seekor satwa berkenaan dengan alam kehidupan.
Sebagai contoh ular mewakili dunia bawah atau air yang bermakna sebagai pembawa
jenazah mendiang untuk menyeberang dan burung dianggap mewakili dunia atas yang
membawa arwah ke alam atas.
c. Motif Hias Geometri
Motif hias geometris atau sering
disebut juga ilmu ukur mulanya muncul karena faktor teknik dan bahan. Pada
kriya anyaman serat membujur dan melintang membentuk motif hias yang geometris,
yaitu serbalurus, lengkung atau lingkar. Motif hiasnya terdiri atas tumpal
(segitiga), meander (liku-liku), pilin, kunci, banji, swastika. Motif hias
swastika bermakna lambang matahari atau peredaran bintang yang berkaitan dengan
nasib baik. Swastika dalam bentuk bersambung disebut banji yang bermakna
harapan baik.
d. Motif Hias Manusia
Manusia dalam bentuk motif hias
sering dimunculkan juga pada karya seni rupa Nusantara. Ada yang digambarkan
utuh seluruh tubuh seperti pada wayang kulit purwa dan ada pula yang
digambarkan hanya bagian kepala saja. Wajah manusia (topeng) yang dijadikan
motif hias dibuat dengan gaya yang disederhanakan atau sebaliknya,
dilebih-lebihkan. Maknanya sebagai penolak bala dan penggambaran nenek moyang.
Contoh motif hias ini di antaranya adalah kala pada bangunan candi dari
zaman Hindu dan juga diterapkan pada tenun ikat di Sumba.
e. Motif Hias Kaligrafi
Huruf yang ditulis indah disebut
kaligrafi. Pada masa kekuasaan kerajaan Islam di Nusantara kaligrafi huruf Arab
yang disebut khath menjadi salah satu motif hias yang sering dipakai.
Motif hias yang sebagian merupakan nama Allah atau petikan ayat dari Alquran dan
Hadis biasa diterapkan pada kriya logam, kayu, kain, dan lain sebagainya.
motif hias kaligrafi Arab pada kain
batik (karya penulis)
f. Motif Hias Lain
Motif hias
gunung suci (mahameru), bukit batu, awan, roda matahari, lidah api, perahu,
pemandangan, dan untaian manik-manik termasuk jenis kelompok ini. Semuanya juga
memiliki nilai perlambangan. Mahameru yang merupakan motif hias khas Hindu
berkenaan dengan alam atas, yakni tempat bersemayam para dewa. Lidah api
melambangkan kesaktian. Perahu merupakan lambang kendaraan arwah menuju ke alam
keabadian dalam kepercayaan kuna.
Bagian
besar motif hias dalam seni rupa Nusantara merupakan hasil karya bangsa kita
tetapi tedapat juga yang berasal dari pengaruh asing. Hal tersebut lumrah
terjadi karena kontak kebudayaan berlangsung secara alami. Contohnya adalah
motif hias burung funiks, naga, awan dan batu karang yang berasal dari seni
Cina banyak didapati pada karya seni rupa pesisir utara Pulau Jawa. Bunga
teratai yang bermakna kelahiran berasal dari tradisi seni Hindu India dan
banyak muncul pada arca atau relief candi. Beberapa motif hias bersifat
universal karena diketemukan juga di negara lain, seperti meander, tumpal, dan
swastika. Dengan motif hias yang beragam sesungguhnya kualitas karya seni rupa
menjadi lebih baik. Hal tersebut dapat dilihat pada kesesuaian teknik, bahan,
warna, tema, bentuk, dan makna simboliknya. Keterampilan yang akarnya sudah
berumur ribuan tahun tersebut wajib kita lestarikan agar tidak punah.
23 Januari 2016 pukul 01.43
sangat membantu untuk mengetahui motif nusantara
thanks