Kota Nanas Prabumulih Tanpa Buah Nanas

Posted by Elin Darnea

 TRIBUNSUMSEL.COM, PRABUMULIH - Maskot kota Prabumulih sebagai kota nanas sepertinya tidak lama lagi akan hanya sebutan saja. Hal ini disebabkan makin hari tanaman buah nanas terus menghilang dari bumi seinggok sepemunyian tersebut.

"Sangat janggal rasanya, kota kita yang memiliki maskot buah nanas, namun buah itu sendiri sulit didapat dan bahkan berangsur menghilang dari kota Prabumulih," ujar Plt Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) kota Prabumulih, Hery Gustiawan ST ketika dibincangi beberapa waktu lalu.

Menurut Hery, saat ini selain buah nanas jarang didapat juga terkesan tidak mendapat perhatian dari pemerintah kota Prabumulih, terlebih lagi dengan menyiapkan lahan khusus untuk membudidayakan buah bersisik tersebut.

"Harapan kita pemerintah memerhatikan buah maskot ini, selain itu hendaknya jangan hanya menjadi maskot dan hanya cindramata saja tetapi betul-betul dibudidayakan dan memiliki perkebunan sendiri," harapnya.

Hery mengatakan, pihaknya mengaku sedih sekaligus malu ketika ada orang luar Prabumulih yang bertanya dimana pusat perkebunan nanas maupun bertanya tentang nanas kota Prabumulih.

"Saat kita ke luar kota juga sering ditanya tentang tanaman maskot kota itu, malu dan sedih rasanya. Jadi ini harus menjadi perhatian dinas terkait untuk dikembangkan atau dibudidayakan," terangnya.

Politisi Partai Persatuan Pembangunan ini, dinas terkait yakni dinas pertanian harus menyiapkan lahan khusus untuk perkebunan nanas, bahkan dijadikan program penanaman atau pembudidayaan di tengah masyarakat.

"Misal dinas terkait memprogramkan di depan tiap rumah ditanam nanas dan memperbanyak bibit jika perlu pemerintah yang menyiapkan," tegasnya seraya mengatakan jangan hanya tugu nanas saja yang ditanam di depan rumah atau depan perkantoran tetapi buah aslinya tidak ada.

Selanjutnya dari dinas pertanian kemudian berkoordinasi dengan dinas Perindustrian dan Perdagangan, sehingga apabila masyarakat menjadi petani nanas dan kesulitan modal atau kesulitan menjual nanas ada yang bisa mengatasi.

"Apalagi beberapa waktu lalu kementrian koperasi sempat membantu beberapa koperasi untuk program OVOP," lanjutnya seraya mengatakan pemerintah jangan hanya memprogamkan saja namun ada tindaklanjutnya.

Heri mengungkapkan, selama ini pemerintah hanya memprogramkan dan hanya menggelar acara pelatihan pengolahan nanas, tetapi pada kenyataannya tidak pernah berhasil dan tanamanan nanas makin lenyap dari kota Prabumulih.

"Banyak pelatihan yang dilakukan, tapi kenyataan saat ini selai nanas dan makanan yang terbuat dari nanas lainnya banyak dari luar kota, ini sungguh memalukan," ungkapnya seraya mengatakan tidak hanya pemerintah tapi seluruh masyarakat akan senang jika maskot nanas dibarengi dengan melimpahnya hasil nanas dan berkembangnya perkebunan nanas di kota Prabumulih sehingga makanan khas dari olahan nanas sangat mudah ditemui.